Jumat, 22 Maret 2013

Mak, Barber Shop Bukan Bubur Sop!


jam 14.30 sore. sehabis mandi aku berniat pergi ke barber shop yang berada di Mall Kalibata. sesampainya di sana aku duduk di bangku nomor 4. ada tiga orang lagi yang masih mengantri. Cukup lama aku menunggu hampir satu setengah jam aku duduk dan membaca majalah fashion anak alay yang berada di atas bangku tempatku menunggu.

Jam 16.00 sore. Akhirnya giliranku tiba. Aku dipersilahkan duduk dibangku yang menghadap kearah kaca, kira-kira lebarnya 2 x 3 meter, sementara di belakangku berdiri seorang lelaki yang sedikit aneh dengan dandanan maching ala syahrini dia tengah sibuk menutupi setengah badanku memakai sehelai kain warna biru.

"mas rambutnya mau dipotong gaya apa?" tanyanya dg nada khas waria lampu merah.
"dipendekin aja, tp jangan terlalu pendek mas...". jawabku menerangkan.
"eh eh eh kok mas sih? ekeu udh dandan maching kayak gini, masiiihh aj dipanggil mas. pliss dueh" jawabnya memotong pembicaraanku. mukanya bete seperti habis di godain tukang ojeg.
"teruuss aku harus panggil apa?". tanyaku
"panggil aja Shess...". jawabnya menegaskan.
"oohh shess..., dipendekin aja yaa Shess... tapi inget jangan terlalu pendek juga Shess…".
“capcus mas…” tangannya mencolek daguku.

Walaupun sedikit risih dengannya, mau apa lagi aku sudah terlanjur duduk di bangku itu dan menghabiskan waktuku satu jam untuk menunggu giliranku. akhirnya lelaki aneh itupun mulai mengoyak-ngoyak rambutku lalu memotongnya perlahan. Sedangkan kedua mataku terus mengintai dengan penuh waspada terhadapnya.

Jam 16.20 sore. Sudah dua puluh menit rambutku dikoyak-koyak oleh lelaki yang merangkap sebagai wanita ini. Sedangkan helai demi helai rambutku jatuh berguguran ke lantai. Kutatap wajahku dengan teliti di kaca. Ternyata aku lebih ganteng dengan potongan rambut seperti ini (narsis dikit^^).

“kriingg…Kringgg..KriiNggg…” suara nada dering hapeku dari dalam saku celanaku. kurogok lalu kulihat hapeku ternyata emakku yang menghubungi. Sebagai anak yang berbakti pada orang tua(ceile) tentu saja aku harus mengutamakan emakku. akhirnya urusan motong memotong rambutpun di cut untuk beberapa menit kedepan.

“hallo…hallo.. assalamualaikum… ini ucup ya?” Tanya emakku sesaat setelah aku menekan tombol hijau yang berada di layar hapeku.
“waalaikumsalam… iya mak! ini ucup!” jawabku, “ada apa mak tumben nelpon?” lanjutku bertanya.
“emak lagi kangen”. Jawab emakku dengan nada penuh kerinduan.
“ya elah maak… kemarin kan ucup baru pulang. Masa udah kangen lagi?”.
“namanya juga naluri seorang ibu cup, Sedetikpun ga bisa jauh dari anaknya” jelas emakku.
“sekarang ucup dimana? Rame amat tu suaranya….”lanjut emakku bertanya.
“oohh lagi ke barber shop mak”. Jawabku.
“apa? Apa? Lg dimana cup??” Tanya emakku penasaran. “ke barber shop maak…” jawabku sedikit mengeraskan suara.
“ohh. Emang di Jakarta ada?” Tanya emakku lg.
“ya adalah mak , malahan banyak!”.
“masa sih! kalo di Jakarta enak ga?” Tanya emakku lagi penasaran.
“enak banget mak” jawabku.
“terus pake terasi ga?” Tanya emakku lg.
“hah! Apa? Terasi?!” aku kebingungan.
“iya terasi!. Terus di campur air pindang ga?” Tanya emakku lagi.
“Pindang?!” kebingunganku bertambah dengan pertanyaan emakku yang kedua ini,
“shess emang tadi bilasin rambutku pake air pindang?” tanyaku penasaran ke lelaki aneh yang berdiri di belakangku itu.
“hahaha…. emangnya situ pikir ekeu lagi bikin adonan cireng bo’!” jawab lelaki aneh itu, dengan gaya warianya.
“engga kok mak!” jawabku dengan nada terbata.
“hah! Kalo gitu apa enaknya?. Ga pake terasi. Air pindang!. Terus kalo tahu?, bakwan?, tiktak?, kokoronyod?…..”. serentetan pertanyaan keluar dari mulut emakku yang membuat kebingunganku semakin menjadi-jadi.
“sebentar sebentar mak…” aku memotong pembicaraan emakku yang dari tadi meluncur laksana peluru, “….kayaknya ada yang ga nyambung deh mak! Dari tadi emak bilang terasi! Air pindang! Tahu! Bakwan! Tiktak! Sama kokoronyod! emangnya emak kira ucup lg ngapain?” tanyaku, masih berada dalam kebingungan.
“ucup lagi ngebubur sop kan?!”.
“hah! Bubur sop! Bukan Bubur sop makk…. Tapi Barber Shop…” aku menjelaskan.
“Hahaha….” Emakku terbahak-bahak, “ makanya lain kali kalo ngomong itu yang jelas cup, bilang barber shop kok malah bubur sop”.
“glk…” o_O aku bengong. malah jadi aku yang disalahin.

Smoga Terhibur... :D

**Sekilas Tentang Bubur Sop.
Bubur sop adalah sejenis makanan yang terbuat dari beras. Proses memasaknya sama dengan membuat bubur Ayam, hanya saja bahan campurannya dan bumbunya yang berbeda. Kalo bahan campuran bubur ayam lebih dominan kepada Air kaldu , dan tentunya daging Ayam itu sendiri. Nah kalo untuk bubur sop ini lebih dominan pada sayur-syuran seperti Kol, daun bawang, toge, dan wortel. Bubur sop ini sudah menjadi makanan khas di wilayah Banten khususnya daerah Pandeglang, Labuan dan Carita (yg ga disebut jangan marah :D). Bubur sop ini juga sering dijual di pinggir jalan apalagi ketika musim libur tiba pasti banyak menjumpai penjual bubur sop pinggiran jalan. Jadi buat kalian yang punya planning liburan ke Pantai Carita dan anyer jangan lupa nyobain nih Bubur Sop, karena selain rasa buburnya yang maknyos dan memanjakan lidah, Tempat dan suasananya juga sangat nyaman untuk menikmati hari libur bersama keluarga, secara gitu pinggir pantai. (promosi dikit. Sukur2 dapet royalti dr pemda setempat). Hhee 

Senin, 28 Januari 2013

Suami Pemarah Vs Istri Pendiam

ada sepasang kekasih yang baru menikah. Seperti pasangan suami istri umumnya, diawal perjalanan rumah tangga mereka mereka sangat harmonis, kalo di ibaratkan sih seperti pasangan romeo and juliet. Kemanapun mereka pergi selalu berdua. kalo istrinya tersandung sebongkah kecil kerikil di pinggir jalan aja, suaminya langsung bereaksi, laksana seorang pendekar pedang dari negeri sakura, gerak repleknya cepat sekali, secepat kilat suaminya menghampri istrinya yang hampir terjatuh, lalu dengan nada suara yg lembut suaminya berkata “sayang... hati-hati atuh jalannya” sambil membelai manja kening istrinya dan senyum manisnya terpampang dari ekspresi wajah penuh keteduhan. 

Singkat cerita....

Sudah hampir lima tahun mereka mengarungi yang namanya mahligai rumah tangga, sudah banyak cerita yang telah mereka lewati bersama. Tapi keharmonisan yang dulu menghiasi perjalanan kisah cinta mereka perlahan-lahan terkikis. Kini tak ada lagi belaian manja, tak ada lagi kata-kata lembut yang terucap dari bibir suaminya. Entah apa yang menyebabkan perubahan dari suaminya. 

“ting... tong! Ting... tong!” suara bunyi bel dari sudut dinding rumah. Hampir sepuluh menit suara bel berbunyi, tapi masih tak ada yg membukakan pintu rumah. Tak lama berselang dari suara bel berikutnya, akhirnya pintu rumah itupun terbuka. “Bunda!!!Darimana aja sih kamu!?” teriak suaminya, sesaat setelah istrinya membukakan pintu, “tau ga! aku sudah dua puluh menit berdiri di depan pintu!” sambung suaminya, wajahnya terlihat murka . “Iya maaf ayah, tadi aku lagi masak di dapur jadi belnya ga kedengeran” jawab istrinya dengan wajah tertunduk serta nada suara pelan tapi penuh tekanan. Kemudian istrinya segera berlalu pergi ke kamar mandi. 

Keesokan harinya. Masih dengan sikap yang sama, suaminya kembali membentak istrinya. Kali ini karena dasi yang belum sempat di setrika oleh istrinya. “ Bunda! Dasi ayah kenapa masih kucel kayak gini?!” teriak suaminya. Tapi istrinya hanya tertunduk lalu dengan suara perlahan dia berkata “maaf”. Lalu berlalu pergi ke kamar mandi. 

keesokan harinya. Masih dengan sikap yang sama dari suaminya, saat pulang dari kantor suaminya melihat tidak ada satupun makanan yang tersaji di atas meja makan. Dengan nada suara ala rocker suaminya kembali berteriak “Bundaa!!! Mana makanan. emangnya uang belanja yang udah aku kasih ke kamu di kemanakan!?, tau gak aku inih capek seharian dari kantor! Aku laper!, Bla...bla...bla...”. tapi lagi-lagi istrinya hanya tertunduk diam, lalu dia berkata “maaf”. Lalu bergegas pergi ke kamar mandi. Keesokan harinya masih dengan sikap antagonis dari suaminya. Tapi lagi-lagi istrinya hanya terdiam lalu berkata “maaf” dan lagi-lagi bergegas menuju ke kamar mandi.

pada akhirnya suaminya merasa bersalah atas sikap yang telah dia lakukan pada istrinya akhir-akhir ini. Dia pun mulai merasa empati pada istrinya. “subhanalloh, ternyata istriku penyabar. Dia hanya terdiam ketika aku melampiaskan kemarahan padanya. Tak ada satupun kata bantahan yang keluar dari mulutnya. Aku kagum padanya. Sekarang aku harus berubah. Ya, berubah, mulai sekarang aku tidak akan memarahinya lagi, sekalipun dia melakukan kesalahan” Tekad suaminya dalam hati. 

Keesokan harinya. ketika istrinya sedang sarapan pagi bersama suaminya. dengan penuh kelembutan, tangan suaminya menggenggam jari jemari istrinya yg berada diatas meja makan, lalu dengan ekspresi wajah yang tenang suaminya berkata “bunda... maafin ayah ya, akhir-akhir ini sikap ayah selalu kasar sama bunda. ayah benar-benar menyesal. Sekarang ayah janji ayah tidak akan memarahi bunda lagi. Sungguh” ucap suaminya dengan penuh penyesalan. “iya yah, ga apa-apa kok, bunda juga minta maaf, kalo selama ini bunda juga ga bisa jadi ibu rumah tangga yang di harapkan” jawab istrinya, kali ini dengan wajah menatap penuh kehangatan pada suaminya. “oh iya bun...” sambung suaminya “selama ini tiap kali ayah marahin bunda, bunda selalu pergi ke kamar mandi, emang ngapain bun? Lagi wudhu ya? Kalo gak salah sih ayah pernah denger ustad yg suka ceramah di masjid sebelah kantor ayah, Katanya kalo lagi marah tuh harus buru-buru berwudhu biar hatinya cepet adem” Tangan suaminya masih menggenggam jari jemari istrinya. “enggak kok yah, bunda gak lagi wudhu” jawab istrinya, perlahan melepaskan genggaman suaminya. “terus ngapain bun?” tanya suaminya, tangannya kini melayang ke arah pisang goreng diatas piring . “melampiaskan kemarahan” jawab istrinya, sambil membereskan piring diatas meja. “caranya?” tanya suaminya lagi. “gosokin WC” jawab istrinya. “emang bisa hilang marahnya?” suaminya penasaran. “bisalah yah , kan gosokinnya pake sikat giginya ayah”. Jawab istrinya, sambil ngeloyor ke dapur. “glk…” suaminya hanya terdiam, tangannya meremas erat pisang goreng yang baru setengah dimakannya, sementara mukanya memerah menahan marah. 

**cerita ini terinspirasi dr sepupuhku yang berumur 3 tahun pd saat gosokin lantai kamar mandi pake sikat gigi ayahnya. Tujuannya cuman sekedar untuk menghibur (itupun kl terhibur) . untuk para istri yg sering dimarahin suaminya mohon jangan dijadikan inspirasi ya. Hhee^_^