Kamis, 26 Juli 2012

Ibu... Sesejuk Embun....

Kata mereka, aku lahir dari rahim ibu…
Bila haus, yang memberi aku susu, ibu…
Bila lapar, yang menyuapkan aku, ibu…
Bila kesepian, yang senantiasa disampingku, ibu…
Bila bangun tidur, orang yang pertama aku cari, ibu…
Bila aku bersedih, orang yang menghiburku, ibu…
Apabila aku tersalah, orang yang menegurku, ibu…
Bila aku nakal, yang memaharahiku, ibu…
Bila aku takut, yang menenangkan aku, ibu…
Bila aku senang, orang yang pertama kuberitahu, ibu…
Bila aku sakit, orang yang menjagaku hingga tak tidur, ibu..
Bila aku bermasalah, yang paling risau, ibu…
Bila aku akan ujian, orang yang paling sibuk mengingatkan belajar, ibu…

Aku selalu ingat,
Bila aku terluka, yang kupanggil, kata “ibuuuu…’
Bila aku malas makan, yang masak kesukaanku, ibu…
Apabila aku salah, orang yang mengingatkan aku, ibu…
Yang selalu kucium pipinya, ibu…
Yang selalu puji aku, ibu…
Yang selalu mendoakanku, ibu…

Jika aku mendapat gajih pertama, orang yang hendak ku beri hadiah, ibu…
Kemudian setelah menikah, aku hidup dengan pasanganku.
Bila senang, aku cari pasanganku
Bila sedih, aku cari ibu…
Bila sukses, aku ceritakan pada pasanganku
Bila gagal, aku ceritakan pada ibu…
Bila libur, aku jalan-jalan dengan keluarga baruku
Bila sibuk, aku titipkan anak pada ibu…
Aku lupa menelpon ibu, apa lagi hanya sekedar bertanya kabarnya

Ibu selalu berkata :
“tak usah kau fikirkan ibu, ibu selalu baik-baik saja, tak usah fikirkan hendak memberi uang kepada ibu, maafkan ibu jika selama ini tak bisa membahagiakanmu…”

Ya Rabb… begitu mulia hati ibu….
Lalu… sudahkah kita menjadi anak yang senantiasa member yang terbaik untuknya???

Manajemen Diri Aktivis Dakwah

“Kamu adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh (manusia) kepada yang ma’ruf dan mencegah (manusia) dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron [3] : 110)

Dalam sebuah dialog tentang permasalahan umat Islam saat ini, ada sebuah analisa bahwa salah satu penyebab ‘kegagalan’ umat Islam adalah karena kurang adanya koordinasi dan kerjasama yang baik antar sesama umat Islam. Padahal umat lain sepertinya melaksanakan agenda-agenda mereka dengan teratur, rapi, terkoordinir dan jelas dengan dukungan finansial yang kuat.
Pendapat lain mengatakan bahwa karena umat Islam sendiri yang belum bekerja dengan maksimal dan belum menunjukkan prestasi yang menggembirakan dalam mengembangkan dakwah ini. Tidak banyak prestasi yang diukir oleh para pemikir Islam, para ilmuwan, ulama maupun para profesional lain kecuali hanya beberapa orang yang jumlahnya bisa dihitung.
Prestasi ! Sebuah kata yang menunjukkan keberhasilan seseorang mencapai kesuksesan maupun keberhasilan, apapun bentuknya. Petani yang bekerja setiap hari mencangkul, menanam, mengairi sawah, menyiangi tanaman, merawat, memberi pupuk sampai menjaga dari serangan tikus, maka saat ia panen dan mendapatkan hasil yang melimpah, maka itulah prestasi seorang petani.  Seorang pejuang yang berhasil melumpuhkan lawannya bahkan sampai memporak-porandakan pasukan musuh juga dinamakan orang yang berprestasi. Seorang pelajar atau mahasiswa yang berhasil meraih peringkat (rangking) di kelasnya adalah pelajar berprestasi. Demikian juga seorang da’i juga memiliki kesempatan mengukir prestasi yang memuaskan dalam dakwahnya.

Etos Kerja Pelaku Dakwah
Salah satu kiat mencapai sukses seperti yang disebutkan dalam buku “Menjadi Pribadi Sukses” terbitan Asy-Syamil, 2002 adalah dengan menerapkan prinsip-prinsip manajemen dalam aktivitasnya. Dan menerapkan prinsip manajemen dalam dakwah bukan merupakan hal yang dilarang namun justru menjadi keniscayaan yang akan meningkatkan produktivitas dakwah. Penerapan prinsip seperti ini jika dilakukan dengan konsisten dan terus menerus (istimrar) maka akan menjadi etos kerja orang tersebut.
Paling tidak ada 5 prinsip yang dapat dijadikan landasan bagi pelaku dakwah untuk melakukan tugas-tugas dakwah:

1.      Kerja Keras (Mujahadah)
Prinsip kerja yang pertama yang harus dimiliki oleh seorang muslim sebagai pribadi yang unggul adalah kemauan untuk selalu bekerja keras. Dalam Islam kita mengenal satu kata yang menjadi idiom bahkan maknanya menjadi begitu dahsyat manakala idiom tersebut diaplikasikan dalam kehidupan umatnya, yakni Jihad! Jihad dalam arti apapun telah mampu membangkitkan semangat juang yang tinggi bagi pemeluknya. Ketika jihad diartikan sebagai “berperang di jalan Allah” maka kata tersebut telah mampu membuat umat Islam berjuang dengan jiwa dan raga untuk menegakkan kemulian Islam ketika ada musuh yang menginjak-injak kehormatan agamanya.
Sedangkan ketika kata tersebut diartikan sebagai “bersungguh-sungguh dalam memperjuangkan sesuatu - yang tentunya sesuai dengan syariat Allah-” maka idiom ini mampu menumbuhkan motivasi dengan amat dahsyat bagi orang yang meyakini.
Allah telah menjanjikan balasan akan kesuksesan yang luar biasa bagi orang-orang yang bersungguh-sungguh ini dalam firman-Nya “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Ankabut [26]:69)
Dan dengan kerja keras inilah Muhammad SAW berhasil mendakwahkan Islam sampai ke seluruh pelosok negeri Arab, bahkan telah berhasil menumbuhkan kader-kader yang mampu membawa perubahan besar terhadap peradaban dunia. Dengan kerja keras pula kita akan mampu mencapai kesuksesan hidup. Maka hanya orang-orang yang berkerja keras pula lah yang berhasil menciptakan prestasi besar.

2.      Kerja Cerdas (Profesional)
Hanya bekerja keras tanpa perencanaan yang cerdas kemungkinan besar juga akan menghasilkan kualitas yang tidak optimal. Oleh karena itu disamping semangat bekerja keras masih dibutuhkan daya pikir yang kuat dan perencanaan yang matang. Maka Rasulullah menempuh langkah cerdas tatkala hendak melaksanakan hijrah ke Yastrib. Perencanaan yang matang beliau lakukan dengan pembagian tugas dan optimalisasi sumberdaya yang ia miliki. Maka Rasul memilih Abu Bakar Ash Shiddiq dari golongan tua sebagai pendamping perjalanan, Ali yang punya semangat berkorban tinggi dipilih menggantikan posisi beliau di rumahnya, Asma yang cerdas dan cekatan mendapat tugas untuk support logistik dan sebagainya. Termasuk langkah cerdas memilih arah perjalanan secara memutar ke arah yang bertentangan dengan Yastrib adalah pilihan yang ditetapkan secara matang.
Demikian juga para pelaku dakwah saat ini masih dituntut untuk dapat menerapkan pola-pola kerja yang cerdas dan melaksanakan setiap kegiatan secara profesional. Ketika itulah sebuah proyek dakwah sekecil apapun bentuknya akan mendapatkan porsi perhatian yang proporsional bagi mereka. Diharapkan tidak ada lagi tumpang tindih pekerjaan, mis understanding antar pengurus, rapi, teratur, sistematis dan dilengkapi dengan pengaturan administratif yang baik.
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti bangunan yang tersusun kokoh. (QS. Ash Shaff [61]:4)”

3.      Kerja Tuntas
Setelah memulai untuk melakukan pekerjaan maka ia hendaknya meneruskan sampai perkerjaan tersebut selesai dengan baik. Salah satu kebiasaan yang kadangkala menghinggapi para aktivis dakwah adalah meninggalkan PR (pekerjaan rumah) bagi saudaranya yang lain. Ketika ia dipercaya untuk mengemban amanah maka ia lebih mengandalkan orang lain sedangkan ia sendiri melakukan pekerjaan lainnya lagi. Bahkan ada diantaranya yang justru meninggalkan pekerjaannya untuk orang lain.
Padahal menyelesaikan pekerjaan secara tuntas adalah bukti bahwa seseorang telah mampu mengatur waktunya dengan baik. Karena ia menyadari sedemikian berharganya sang waktu dengan asumsi ia dapat melakukan pekerjaan lain atau meneruskan pekerjaan selanjutnya ketika ia telah menyelesaikan satu pekerjaan.
“Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.“ (QS. 94:7-8)
 Disamping itu, secara psikologis seseorang akan merasa puas jika ia telah menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik. Pengaruh psikologis ini akan membawa motivasi baru bagi orang tersebut untuk meningkatkan kualitas pada pekerjaan selanjutnya.

4.      Kerja Mawas
Tahapan selanjutnya setelah melakukan pekerjaan maka hendaklah membuat evaluasi atas pekerjaan tersebut. Evaluasi ini penting sebagai bahan untuk menilai pekerjaan yang telah kita lakukan sekaligus untuk memperbaiki semua kekurangan yang ada. Dengan evaluasi ini juga akan dilakukan peningkatan mutu dan kualitas pekerjaan.
Pengingkatan mutu dan kualitas pekerjaan dapat dilakukan dengan cara mempelajari ilmu-ilmu  terkait dengan pekerjaan, memperbaiki sistem yang ada saat ini untuk dirubah dengan sistem baru yang lebih baik.
Aktivitas mawas ini juga adalah sebagai sarana instrospeksi bagi para penyelenggara proyek dakwah untuk menilai dan melakukan perbaikan. Bekerja mawas juga adalah dengan cara mengembalikan semua urusan kepada Allah dan meyakini bahwa Allah lah yang mengatur seluruh kejadian di alam ini. Maka tidak ada sesuatu yang terjadi tanpa kehendak-Nya.
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum, sehingga mereka mengubah keadaan pada diri mereka sendiri.“ (QS. Ar-Ra’d [13]:11)

5.      Kerja Ikhlas
Dan sebagaimana kita ketahui bahwa ujung setiap amal ada pada tingkat keikhlasan amal yang ia lakukan. Kerelaan menjalankan tugas-tugas dakwah, kerelaan untuk mengorbankan kenikmatan dunia untuk kebahagiaan akhirat, kerelaan untuk tidak mengeluh atas beban yang ia pikul adalah sebuah bentuk lain keikhlasan.
Pekerjaan yang dilakukan dengan ikhlas tanpa suatu paksaan tentunya juga akan menghasilkan kualitas yang lebih bagus apalagi jika pekerjaan tersebut dilakukan hanya untuk mencari ridha Allah, maka ia kan menjadi pekerjaan yang memiliki hasil ganda, yakni hasil yang ia dapat dari pekerjaan tersebut secara langsung (gaji, prestasi) maupun hasil yang ia petik dihari akhir berupa pahala.

Diperlukan Manajemen yang Rapi dalam Dakwah

Untuk mencapai semua keberhasilan atas prinsip-prinsi yang disampaikan di atas, masih ada yang menjadi titik berat dalam keberhasilan dakwah, yakni diperlukannya sebuah manajemen yang rapi dalam organisasi dakwah. Kejelasan distribusi tugas dan tanggungjawab adalah wujud nyata kefektifan sebuah organisasi. Setelah itu akan kita temukan organisasi yang solid, sarat dengan koordinasi dan jika semuanya telah tertata rapi, permasalahan finansial akan dengan mudah teratasi.
Dan manajemen yang rapi dalam sebuah barisan akan tercermin dari pribadi-pribadi yang ter-manage dengan baik. Ibarat shaf shalat, maka andil sesorang dalam mencapai kekhusyukan sholat jamaah sangat diperlukan bahkan mutlak diperlukan.

Belajar Bahasa Arab Sehari hari

Disini kita akan belajar sedikit mengenai Perkenalan (Introduction) dan Salam (Greetings) jadi focus ane buat kamus dasar ini.
Sedikit sedikit dapat kita praktekan dalam hubungan dengan teman baik dalam SMS atau bahasa sehari-hari selamat mencoba :





Ellayi la Murhansat = Malamku Tak Terlupakan
Kun Fii Ya Habibie = Dimanakan Kau (perempuan) Kekasih
Habibie Ya Nurul Aini = Kekasihku Wahai Cahaya Mataku
Ana Syuftak Albi Saliim = Melihatmu Hatiku Bahagia
Jazakallah Khoirin = Semoga Allah Membalas Yang Lebih Baik
Baldan Thayyibatun Wa Rabbun Ghafur = Negeri Yang Aman dan Makmur serta dilimpahi Rahmat Allah
Ismi = Nama
Kaifa Halukum = Apa Kabar (Lelaki)
Kaifa Halukunna = Apa Kabar (perempuan)
Kaifa Halukuma = Apa Kabar (jamak)
Sobahul Khoir = Met Pagi
Masa’ul Khoir = Met Sore
Saba Al-khair = Pagi
Saba An-nur = Siang
Masa Al-khair = Sore
Masa An-nur = Malam
Akhi = Saudaraku Laki2
Ikhwan = Laki2
Ukhti = Saudaraku Perempuan
Akhwat = Perempuan
Afwan (Permisi) = Maaf
Mutaasif = Maafkan Saya
Antuma = Kamu (Perempuan)
Antum = Kamu (Laki-Laki)
Syukron = Trims
Tafadol= Silahkan
Faham = Mengerti
Kam = Berapa
Fulus = Uang
Wa = Dan
Halal = Boleh
Haram/La = Tidak Boleh
Ilal Liqo = Sampai Ketemu
Min Aina = Dari mana
Illa Aina = Mau Kemana
Hareem = Itu (Perempuan)
Badiru = Bersegera
Bahlul = Bodoh
Na’am = Iya/Oke
Ahlan Wa Sahlan = Selamat
IKhwan Fillah = Saudara Sekalian
Ad’uu lak = Saya Doain Kamu
Anna Fii Baiti = Saya Sedang di Rumah
Maadzaa Taf’al = Sedang Apa
Syafakallah = Semoga Allah Memberikan Kesembuhan Untukmu
Syafakillah = Semoga Allah Memberikan Kesembuhan Untukmu (Perempuan)

Copas From { jejakjejakjejak.wordpress.com }
Kritik dan Saran diperlukan untuk membantu proses belajar kita semua,semoga bermanfaat :)
>>>http://notesanom.wordpress.com

Rabu, 25 Juli 2012

Ukhti Oh Ukhti


Ukhti oh ukhti
Jilbabnya indah bak bidadari.
Senyumnya manis menawan hati.
Bikin ikhwan gak bisa nahan diri.
Buat ngungkapin “ana uhibbuki ya ukhti..”

Tapi kenapa malumu tak bisa kau pertahankan ukhti.?
Ikhwan baru kenal langsung kau ladeni.
Terjerat rayuan ikhwan yang ngajak Ta’arufan.

Di mintai nomor telphone langsung kau berikan.
Di sms senengnya bukan kepalang.
Di telphone malah keenakan.

Ukhti.. oh Ukhti…
Sadarkah.? Dia belum menjadi kekasih halalmu.
Keberadaanya belum mendapat ridha dari Rabb-Mu.

Dia rajin menelponmu.
Apakah kau tak malu.?
Bukan padaku, tapi Pada Allah yang Maha Melihat.

Oh Ukhti…
Pandai-pandailah menjaga izzah.

Hati ini adalah milik Allah.

Dan menjaga hati ini adalah amanah.
Duhai Ikhwan sejati..
Jika kau mencintaiku,
tak perlu mendekatiku,
tak perlu merayuku,
tak perlu mengucapkan kata-kata mesramu.

Simpan saja semua itu untuk
kekasih halalmu nanti.
Cukuplah kau mencintai-Nya
dengan sepenuh hati.
Karena dengan cinta-Nya pula aku akan mencintaimu karena-Nya.

Duhai akhwat sejati..
Tak usah terbuai dengan rasa cinta.
Tak perlu tergoda bila ada yang mendekat.
Tak perlu terlena dengan rayuannya.
Tak perlu terhanyut oleh kata-kata mesranya.

Jagalah hatimu untuk kekasih halalmu..
Cukuplah kita mencintai Allah dengan segenap hati.
Karena dengan Cinta-Nya pula kita akan di cintai oleh
Pangeran yang mencintai kita karena-Nya.


Sumber:
- Dari penelitian dan pengalaman yang panjang.
- http://www.facebook.com/negara.tauhid/posts/1561271409037?ref=notif&notif_t=comment_mention
- http://gizanherbal.wordpress.com/

Minggu, 01 Juli 2012

Pembantaian atas Muslim Myanmar Kian Menggila! Ulurkan Bantuan, Ayo Bergerak Serempak!


Pengungsi. Berdoa di atas perahu.

BURMA: Seorang aktivis Muslim Burma (Myanmar) melaporkan bahwa perhitungan awal terhadap korban pembantaian etnis yang dilakukan oleh kelompok ekstrem Budha Burma menunjukkan sedikitnya 250 Muslim Burma gugur, 500 Muslim terluka parah, dan 300 Muslim diculik.
Aktivis Muslim Burma, Muhammad Nashr, dalam wawancara dengan stasiun TV Al-Arabiya via telepon pada Jum’at (29/6/2012) menyebutkan milisi ekstrim Budha Burma, Magh, membakar lebih dari 20 desa Muslim dan 1600 rumah umat Islam. Ribuan kaum Muslimin terpaksa meninggalkan desa-desa mereka untuk menyelamatkan diri.
 
Pasar habis dibakar

Aparat keamanan Burma sendiri mendiamkan saja pembantaian etnis mayoritas Budha terhadap etnis minoritas Muslim tersebut. Padahal pembakaran, pembantaian dan penculikan etnis Budha Burma terhadap etnis Muslim Rohingya telah mendapat liputan media massa internasional selama dua pekan terakhir ini.
 
Pembakaran desa Muslim

Nashr melaporkan bahwa penduduk etnis Muslim Rohingya dipaksa untuk melarikan diri dari ladang pembantaian di Burma. Mereka terpaksa mengungsi ke negara tetangga, Bangladesh, dengan pelayaran perahu-perahu tradisional. Jumlah pengungsi Muslim Rohingya di Bangladesh telah mencapai lebih dari 300 ribu jiwa. Pemerintah sekuler Bangladesh kemudian memulangkan kembali sebagian pengungsi Muslim Rohingya ke Burma dengan berbagai alasan klise.

Para pengungsi Muslim Rohingya di Bangladesh hidup dalam kondisi yang sangat 
mengenaskan. Mereka bertahan di wilayah Takenaf dalam tenda-tenda pengungsian yang terbuat dari dedaunan dan rerumputan. Kawasan kumuh yang kotor dan penuh dengan rawa-rawa tersebut menjadi lahan subur bagi timbulnya penyakit malaria, kolera dan disentri. Kaum Muslimin di seluruh dunia wajib mengulurkan bantuan untuk mereka secepat mungkin.
Jumlah kematian Muslim di Arakan capai 6000 jiwa
 
Pengungsi. Rumah mereka ludes dibakar!
 
Pembakaran desa Muslim
Sebelumnya diberitakan, jumlah Muslim yang gugur di Arakan mencapai 6000 jiwa.  Kebiadaban tersebut dilakukan oleh ekstrimis Buddha dan pasukan gabungan tentara Burma. Ribuan jiwa Muslim tak bersalah telah gugur (syahid insya Allah) dalam kekerasan yang memuncak akhir-akhir ini.
Berdasarkan laporan dari forum Ansar Al-Mujahidin, para saksi mata dari keluarga korban yang terus berkomunikasi melalui telepon, memperkirakan bahwa jumlah kematian Muslim di Arakan dapat mencapai 6000 jiwa hingga saat ini (innaalillahi wa inna ilaihi rooji’uun). Memang, diakui, sementara ini belum ada media yang dapat merinci jumlah spesifik korban, mengingat media-media saat ini hanya menerima laporan dari warga Rohingya di Arakan yang selamat dan masih bisa berkomunikasi. Menurut saksi, jumlah-jumlah yang selama ini dinyatakan hanya mewakili bahwa benar-benar terjadi pembantaian brutal terhadap Muslim
 di Arakan.

Selain itu dikatakan bahwa para ekstrimis  Buddha telah membunuh ratusan orang Rohingya kemudian melemparkan jasad mereka ke teluk Bengal. Untuk menyembunyikan fakta dan menyebarkan propaganda busuk, para penganut Buddha etnis Rakhine itu menempatkan pakaian-pakaian yang biasa dikenakan warga Buddha kepada Muslim yang meninggal dan mengklaim bahwa mereka adalah jasad orang Buddha yang menjadi korban.
Pasukan gabungan Nasaka dan orang-orang Buddha Rakhine juga menangkapi warga Rohingya dari desa-desa mereka yang dapat memimpin penduduk Muslim. Kebanyakan pria dewasa atau para pemuda, dibawa ke tempat yang tidak diketahui dan dikabarkan telah tewas tak terlihat oleh penduduk setempat.
Lebih jauh lagi, karena kebanyakan yang dibunuh adalah Muslim laki-laki, sehingga banyak Muslimah tinggal di rumah mereka tanpa perlindungan dari laki-laki. Karena itu, banyak Muslimah serta anak-anak yang melarikan diri menuju perbatasan Bangladesh, namun ironisnya pasukan ‘keamanan’ perbatasan Bangladesh mengirim kembali perahu-perahu mereka ke Myanmar, sehingga kaum musyrik  Buddha menenggelamkan perahu-perahu kaum Muslimin dan membunuh para penumpangnya.
Sementara puluhan ribu Muslim Rohingya di kota-kota di Arakan  menderita kelaparan karena tidak ada pasokan pangan yang cukup, juga karena toko-toko mereka telah dibakar habis. Mereka juga menderita karena harus menjadi tunawisma.Rumah-rumah mereka ludes terbakar.  Mereka bertahan tinggal di tempat-tempat pengungsian yang sangat buruk kondisinya.
Amat mendesak dan urgen! Muslim Myanmar butuh kepedulian dari saudaranya di belahan bumi lain. Muslim Rohingya sangat memerlukan uluran tangan, termasuk, setidaknya melakukan unjuk rasa untuk menekan kedubes Burma/Myanmar di Jakarta. Ormas dan gerakan Islam…Ayo bergerak serempak! 

(arrahmah.com/salam-online.com)